Liputan6.com, New York :
Harga emas merosot ke posisi terendah dalam tujuh bulan merespons risalah pertemuan kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat atau The Federal Reserves (The Fed) yang menunjukkan berlanjutnya perpecahan pendapat atas program pembelian aset senilai US$ 85 miliar per bulan.
Harga emas untuk pengiriman April di divisi Comex New York Mercantile Exchange (NYMEX) turun US$ 26,2 menjadi US$ 1.578 per ounce, terendah sejak 12 Juli 2012.
Seperti dikutip dari Wall Street Journal, Kamis (21/2/2013), beberapa pejabat The Fed khawatir kebijakan yang dibuat dapat menyebabkan ketidakstabilan di pasar keuangan. Untuk itu, The Fed berencana untuk mengevaluasi program-program yang dilakukannya pada pertemuan Maret.
Kebijakan moneter yang akomodatif telah membantu mendorong emas ke rekor tertinggi karena investor mencari lindung nilai terhadap inflasi yang dapat mengikuti peningkatan likuiditas dalam sistem keuangan.
Harga emas merosot pada bulan lalu setelah rilis dari hasil pertemuan Federal Open Market Committee, yang mengatakan beberapa anggota The Fed memilih mengakhiri pembelian obligasi oleh The Fed sebelum akhir 2013.
Emas digunakan sebagai lindung nilai terhadap gejolak ekonomi, dan minat investor dalam logam telah melemah karena pasar saham AS naik ke tertinggi dalam beberapa tahun terakhir.
Sektor perumahan AS telah kembali pulih, China tampaknya telah dihindari kemerosotan ekonomi yang parah, dan di Eropa, masalah krisis utang masih dalam masa tenang.
"Keuntungan di pasar saham minggu ini terus mempengaruhi investor untuk mengalihkan dana dari logam mulia," ungkap Vice president and metals strategist RBC Capital Markets George Gero. (Ndw)
Sumber : Liputan6.com
Harga emas merosot ke posisi terendah dalam tujuh bulan merespons risalah pertemuan kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat atau The Federal Reserves (The Fed) yang menunjukkan berlanjutnya perpecahan pendapat atas program pembelian aset senilai US$ 85 miliar per bulan.
Harga emas untuk pengiriman April di divisi Comex New York Mercantile Exchange (NYMEX) turun US$ 26,2 menjadi US$ 1.578 per ounce, terendah sejak 12 Juli 2012.
Seperti dikutip dari Wall Street Journal, Kamis (21/2/2013), beberapa pejabat The Fed khawatir kebijakan yang dibuat dapat menyebabkan ketidakstabilan di pasar keuangan. Untuk itu, The Fed berencana untuk mengevaluasi program-program yang dilakukannya pada pertemuan Maret.
Kebijakan moneter yang akomodatif telah membantu mendorong emas ke rekor tertinggi karena investor mencari lindung nilai terhadap inflasi yang dapat mengikuti peningkatan likuiditas dalam sistem keuangan.
Harga emas merosot pada bulan lalu setelah rilis dari hasil pertemuan Federal Open Market Committee, yang mengatakan beberapa anggota The Fed memilih mengakhiri pembelian obligasi oleh The Fed sebelum akhir 2013.
Emas digunakan sebagai lindung nilai terhadap gejolak ekonomi, dan minat investor dalam logam telah melemah karena pasar saham AS naik ke tertinggi dalam beberapa tahun terakhir.
Sektor perumahan AS telah kembali pulih, China tampaknya telah dihindari kemerosotan ekonomi yang parah, dan di Eropa, masalah krisis utang masih dalam masa tenang.
"Keuntungan di pasar saham minggu ini terus mempengaruhi investor untuk mengalihkan dana dari logam mulia," ungkap Vice president and metals strategist RBC Capital Markets George Gero. (Ndw)
Sumber : Liputan6.com
No comments:
Post a Comment